Total Tayangan Halaman

Mengenai Saya

Foto saya
Saya hanya seorang guru dan ibu dari 2 orang anak yang ingin berbagi pengalaman dari sedikit ilmu yang saya punya, semoga bermanfaat.

Sabtu, 20 Maret 2021

Asyiknya Belajar di Luar kelas



             Salah satu cara agar anak tidak jenuh dalam belajar adalah guru mencari cara yang menyenangkan dalam belajar mengajar. Salah satunya dengan mengajak anak untuk belajar diluar kelas tujuannya adalah agar pembelajaran lebih menarik dan tidak membosankan. Setiap anak memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal yang berarti bagi pembentukan sikap. Dalam pembelajaran di luar kelas anak dapat pengalaman yang nyata dimana anak dapat merasakan dan menceritakan secara langsung kejadian yg dijumpainya. Kemampuan inilah yang anak miliki pada tahap paling awal dalam proses belajar. Anak juga mampu mengobservasi secara aktif untuk mencari jawaban terhadap peristiwa yg dialaminya.

                Pada dasarnya setiap kegiatan belajar mengajar di dalam kelas atau di luar kelas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Menurut buku Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning terdapat kelebihan dan kekurangan antara lain :

A. Kelebihannya 

    1. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan          berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara, membuktikan atau                      mendemonstrasikan, menguji fakta dll.
   2.  Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan siswa duduk berjam-jam,                    sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi.
   3.  Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan dengan situasi dan                    keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.



 4.  Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa beraneka ragam          seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan dll.

 5.  Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di                          lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di        sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan.


B. Kekurangannya

1. Siswa akan kurang konsentrasi

2. Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi.

3. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu).

4. Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain atau kelompok lain.

5. Guru lebih intensif dalam membimbing.

6. Akan muncul minat yang semu.





 

Rabu, 14 Oktober 2020

Pentingnya Membangun Kedekatan antara Guru dengan Siswa


 Assalamualaikum wr wb

              Banyak sekali cerita, kenangan dan pengalaman ketika saya atau mungkin para guru-guru yang lain saat melakukan kegiatan belajar mengajar. ini cerita tentang saya, buat saya pribadi ketika saya berada di lingkungan sekolah baik itu dikelas ataupun diluar kelas, semua siswa saya anggap sebagai anak sendiri. Kedekatan yang saya bangun bersama siswa baik itu di lingkungan sekolah atau di luar sekolah sama. 


             Disini hubungan kedekatan antara guru dengan siswa sangatlah penting, mengapa demikian hubungan guru dengan siswa yang harmonis akan berdampak baik dalam proses belajar mengajar didalam kelas selain itu hubungan yang harmonis antara siswa dengan guru juga berdampak pada hasil akademik siswa.

             Dengan adanya hubungan kedekatan guru dengan siswa yang harmonis juga berdampak pada tingkat kehangatan dan murid atau siswa menjadi patuh dan punya rasa hormat serta kepekaan yang mencirikan interaksi antara siswa dan guru yang sangat harmonis dan dekat.

             


               Hubungan siswa dengan guru yang positif juga dikaitkan dengan peningkatan kompetensi sosial pada peserta didik. Ada beberapa cara yang bisa untuk meningkatkan motivasi belajar siswa misalnya dengan pembelajar yang inovatif menggunakan media sampai interaksi dan kerjasama yang baik. Motivasi juga mendorong timbulnya kelakuan atau suatau perbuatan. Motivasi juga sebagai pengarah maksudnya disini mengarahkan perbuatan kepada pencapaian tujuan yang diinginkan. Selain itu motifasi juga sebagai penggerak maksudnya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Kamis, 01 Oktober 2020

MELATIH ANAK UNTUK TAAT BERIBADAH





  Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana pentingnya melatih anak untuk taat beribadah sejak kecil, sejak kecil anak harus konsisten  dilatih agar terbiasa beribadah dan menjauhi kemungkaran.


                       


Seorang anak adalah peniru yang ulung. Anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya baik itu perilaku yang baik atau perilaku yang buruk. Contohnya ketika orang tua suka membentak, anak akan menirunya dan akan melakukan hal yang sama, entah itu terhadap temannya atau terhadap kakak, adik atau sepupunya. Maka kita sebagai orang tua hendaknya harus berhati-hati dalam melakukan suatu tindakkan yang nantinya akan ditiru oleh anak-anak.


Ada beberapa kiat yang bisa dilakukan orang tua agar anak rajin beribadah seperti :


1. Memberikan contoh yang baik
Sebagai orang tua diharapkan menjadi orang yang pertama dan utama dalam memberikan contoh yang baik untuk anak dalam beribadah. Ibarat cermin bagi anak, semakin bagus yang ia lihat, maka semakin bagus juga hasilnya.


2. Memberikan pemahaman yang benar
Membantu anak memahami kaitan ibadah dengan perilaku sehari-hari. Pastikan anak memahami pentingnya menjalankan ibadah, bukan sekedar kewajiban tetapi juga kebutuhan manusia sebagai makhluk ciptaanNya. Misalnya dengan mengatakan bahwa ibadah adalah sebagai bentuk terima kasih kita kepada Sang Pencipta yang bertujuan untuk mendapatkan ketenangan.


3. Membiasakan
Lakukan ibadah dengan teratur sesuai dengan ajaran agama yang dianut. Keteraturan akan membentuk kebiasaan yang baik. Ajaklah anak-anak untuk beribadah bersama-sama. Luangkan juga waktu untuk melakukan percakapan bermakna sebelum dan sesudah beribadah.


4. Mengikuti kegiatan keagamaan
Mengikut sertakan anak dalam kegiatan keagamaan bersama dengan teman sebaya seperti mengaji di masjid, mengikuti pesantren kilat, agar memberikan pengalaman beragam yang positif pada anak.


5. Memberikan dukungan pada anak
Jangan lupa untuk selalu memberikan dukungan pada anak agar tetap semangat dalam beribadah, pujilah anak setiap kali melakukan hal-hal yang baik sekecil apapun.

                     

Sabtu, 26 September 2020

Totto Chan

            

                   Saya bukan seorang penulis, tapi saya sangat menyukai dan menghargai apa yang orang lain tulis. Kali ini saya hanya ingin berbagi sebuah buku tentang kisah seorang anak yang bernama Totto Chan. Mengapa Totto Chan ?  karena menurut saya buku ini sangat bagus buat dibaca terutama untuk para guru dan orang tua. Buku Totto Chan ini di tulis oleh Tetsuko Kuroyanagi dengan judul "The Little Girl At The Window" Tahun 1981. 

                   Totto Chan sendiri adalah sebuah kisah nyata yang di tulis sendiri oleh penulisnya yaitu Tetsuko Kuroyanagi. Dimana Totto Chan adalah seorang gadis cilik yang mempunyai kepribadian yang unik, mempunyai rasa ingin tahu yang besar, dan pandai. Karena rasa ingin tahunya yang besar maka seringkali Totto Chan mendapatkan masalah di sekolah. Inilah yang membuat saya tertarik dengan buku ini, dimana seorang guru seharusnya dapat mengenal karakter anak dan bukannya harus menuntut anak untuk mengikuti kemauan guru ketika harus melakukan ini dan itu. Beruntungnya Totto Chan mempunyai seorang ibu yang luar biasa. Dia sangat mengenal karakter Totto Chan seperti apa, hingga sang ibu mencarikan sekolah yang memang sesuai dengan karakter dan kepribadian Totto Chan.

                 Pokoknya keren banget deh bukunya. he...he...he..


 

Selasa, 22 September 2020

BUDAYAKAN ANTRI

                Tanamkan pendidikan moral dan karakter sejak dini. Seperti budayakan antri. Mungkin kegiatan antri hal yang sepele bagi sebagian orang, tapi sesungguhnya kegiatan antri mempunyai pembelajaran yang luar biasa pada anak, jika budaya antri di terapkan anak sejak dini. Budaya antri memberikan informasi  dan memberikan pengarahan pada anak maka anak akan mendapatkan cara untuk berperilaku dengan benar jika dipraktekkan dengan benar.


               Selain itu, anak belajar bagaimana cara membina hubungan dengan seseorang secara baik seperti saling menghargai, kerjasama, tolong menolong, ketegasan, kewibawaan dan rasa hormat terhadap sesama, apalagi terhadap orang yang lebih tua .


                Seorang guru di Australia pernah berkata : "Kami tidak terlalu khawatir anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika". Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri". Mengapa demikian ?


1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali Tambah, Kali, Kurang, dan Bagi. Sebagian anak akan menjadi Penari, Atlet, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika, Moral dan Ilmu berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.


                    Banyak pelajaran penting di balik budaya "MENGANTRI"
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.
4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain.
10. Anak belajar RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.


                     Faktanya di Indonesia...
Banyak orang tua justru mengajari anaknya dalam masalah mengantri dan menunggu giliran, sebagai berikut :


1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "MENYUSUP" ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi, dan berkata "sudah cuek aja, pura-pura ga tau aja !"
2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata "Dasar penakut", karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orang tua yang memakai taktik atau alasan agar dia atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.
4. Ada orang tua yang marah-marah karena dia atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.


                  Yuk, kita ajari anak-anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya disiplin antri.

                





Minggu, 02 Agustus 2020

KEGIATAN BDR SELAMA PANDEMI COVID 19

Kondisi ini tentu tidak mudah dilalui dan beresiko memunculkan berbagai tantangan baru dalam proses belajar mengajar. Situasi pandemi membuat masyarakat harus berada di rumah saja, termasuk anak-anak bersekolah di rumah atau bersekolah virtual. Ketika menjalani sekolah virtual, baik guru, murid, dam orang tua sebaiknya saling bersinergi agar bisa menentukan cara efektif belajar selama pandemi.

Diharapkan para orangtua bisa berperan  aktif dalam kegiatan sekolah virtual yang dilakukan di rumah. Keberhasilan seorang anak dalam belajar bukan hanya tugas guru disekolah, melainkan butuh kolaborasi antara orangtua dan anak. 





Minggu, 19 Juli 2020

Filantropis Cilik Lazismu

TK ABA 23 GDC kali ini bekerja sama dengan Lazismu dalam program Filantropis Cilik, mengajak anak-anak untuk berbagi kepada teman sebaya mereka. Donasi filantropi cilik ini akan diwujudkan dalam bentuk bantuan tas sekolah untuk anak-anak yang kurang mampu di berbagai pelosok tanah air. Kegiatan ini harus ditanamkan sejak kecil agar rasa simpati terbentuk menjadi karakter yang melekat hingga anak dewasa.