Kamis, 30 November 2017

Mengenal alat Transportasi "KERETA API"


Outing class kami kali ini mengunjungi stasiun Bogor, sesuai tema Mengenal alat Transportasi. Akhirnya kami naik kereta dari stasiun Depok menuju ke stasiun Bogor. Sesampai di Stasiun Bogor kami di sambut oleh kepala stasiun. Anak-anak pun akhirnya dapat melihat kegiatan yang ada di sekitar stasiun, bagaimana cara kerja para karyawan di stasiun. Anak-anak pun kami beri kesempatan untuk mengadakan wawancara langsung dengan para karyawan di stasiun, tanya jawab pun berlangsung cukup heboh.....heboh ?? yup, ternyata anak-anak mempunyai rasa ingin tau yang cukup besar tentang cara mengoprasikan kereta api. Pengalaman yang cukup menarik bukan ? Field Trip (Outing) Yaitu proses pembelajaran dimana anak-anak belajar di luar kelas, baik berupa kunjungan ke tempat terbuka maupun di dalam ruangan dengan tujuan tempat yang mempunyai nilai edukasi yang cukup baik. Adanya field trip ini siswa menjadi tidak jenuh dengan pembelajaran yang berada di kelas, siswa dapat langsung mempraktekkan dan melihat secara langsung, dan siswa dapat menambah wawasan yang lebih luas dan menambah pengetahuan tentang hal- hal yang tidak diberikan di kelas. Field Trip ini dilakukan sekali dalam sebulan setiap masing- masing tingkatan baik TK, SD, SMP, dan SMA. Kunjungan Field Trip bisa mengunjungi museum untuk melihat benda peninggalan sejarah, mengunjungi pabrik untuk melihat proses pembuatan suatu produk, Taman buah mekar sari, PT Indomobil, kebun wisata pasir mukti, kebun raya Bogor, Seaworld, Lipi, Kampung Sunda, Outbond Holic, dan Stasiun Radio.

Meronce Rantai dari kertas Origami

                     Ayah Bunda, kegiatan hari ini Ananda membuat roncean rantai dari kertas origami. Merangkai dan meronce dapat ditujukan untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru. Seni merangkai ini lebih cendrung dikatakan sebagai seni bentuk dengan teknik merangkai dan meronce. kali ini saya memilih media meronce menggunakan kertas origami, dimana Ananda terlebih dahulu mempersiapkan bentuk yang akan di rangkai satu persatu. Kertas origami terlebihn dahulu di lipat menjadi 4 bagian kemudian ananda diminta untuk mengguntingnya hingga menjadi kertas berukuran persegi panjang, selanjutnya Ananda sudah bisa memulai merangkainya satu persatu kertas origami hingga menjadi sebuah rantai panjang. Menyenangkan sekali bekerja sama merangkai satu persatu kertas hingga menjadi bentuk yang kami inginkan juga warna-warna yang menarik dari kertas origami itu sendiri. 


Senin, 27 November 2017

Melipat, menempel kertas origami "IKAN"

Kegiatan kita kali ini membuat ikan dari lipatan kertas origami. Kegiatan kali ini mencakup :
1. Melipat kertas
2. Menempel
3. Menggambar dan Mewarnai

            Pada awalnya memang anak akan merasa kesulitan dalam hal melipat kertas, butuh dan ketekunan dan kesabaran. Akan tetapi anak akan tertantang untuk menyelesaikan tugas walau terkadang ada keluhan "tidak bisa" Memberi semangat adalah salah satu kunci agar anak percaya diri bahwa dia bisa membuatnya , soal hasil jangan di pertanyakan yang terpenting anak mengetahuin proses pembuatan, mengerti dan memahami serta menyelesaikannya.so.....buat anak senyaman mungkin untuk dapat menyelesaikannya.

Tujuan dan manfaat kegiatan kali ini :
 1. Anak belajar meniru/mengikuti arahan
Ketika seorang anak mengikuti tahap demi tahap lipatan dengan baik, maka sebenarnya ia telah belajar bagaimana mengikuti petunjuk dan arahan baik dari orang tua, instruktur, maupun dari gambar/foto origami. Dari sanalah ia belajar membuat sesuatu dari cara yang paling mendasar yakni meniru.

2. Anak belajar berkreatifitas
Origami memang dunia kreatifitas. Begitu banyak model origami, baik model tradisional maupun model dari karya-karya terbaru. Seorang anak tinggal memilih model apa dan mana yang ia sukai. Seiring dengan itu, jika anak sudah mulai mahir melipat dan sudah banyak model yang ia lipat, maka pada saat tertentu nanti akan muncul gagasan ingin membuat sesuatu dari teknik-teknik lipatan yang telah dikenalnya. Ini artinya ia belajar berkreasi untuk menghasilkan sesuatu.

3. Anak belajar berimajinasi
Model origami biasanya juga merupakan miniatur dari makhluk dan benda-benda kebutuhan hidup. Modelnya merupakan hasil dari imajinasi para pembuatnya. Ada model-model yang sangat jelas atau sangat natural dari bentuk-bentuk atau model-model kehidupan. Namun ia juga kadang begitu abstrak sehingga lebih diperlukan imajinasi yang kuat untuk menangkapnya. Seorang anak akan belajar berimajinasi melalui origami ini. Apalagi ketika ia telah mencoba berkreasi dengan sesuatu bentuk yang baru tanpa meniru atau mengikuti diagramnya.

4. Anak belajar berkarya (seni)
Origami adalah seni melipat kertas, sehingga ketika seorang anak membuat origami berarti ia telah belajar berkarya (seni). Seni di sini bisa diartikan dalam dua hal, yakni pertama seni melipatnya (teknik dan cara melipatnya, prosesnya pada setiap tahapan, dsb), yang kedua adalah modelnya itu sendiri yang menjadi karya seni. Hasil karya origami jelas dapat dimasukkan dalam seni visual (visual art). Penggunaan jenis ragam dan warna kertas akan menjadikan model yang juga berbeda, termasuk komposisi yang diinginkannya.

5. Anak belajar menghargai/mengapresiasi
Bicara soal karya dan seni, tentu tidak lepas dari kata apresiasi dan penghargaan. Mempraktekkan origami berarti juga belajar mengapresiasi sebuah cabang karya seni dari seni visual. Seorang anak ketika berorigami berarti juga akan belajar mengapresiasi seni dan keindahan sejak dini, artinya ia juga belajar kehalusan jiwa.

6. Anak belajar membuat model
Origami adalah melipat kertas untuk membuat suatu model. Maka ketika seorang anak berorigami, ia sedang belajar membuat dari selembar kertas (atau lebih) menjadi sebuah model sesuai dengan kemampuan dan kesukaannya. Model dalam origami sangatlah banyak dan terus berkembang seiring dengan karya-karya baru yang dihasilkan oleh para pelipat. Namun model origami yang disukai anak biasanya adalah model origami tradisional yang berupa mainan (miniatur) binatang, pesawat (anak laki-laki), rumah dan alat rumah tangga (anak wanita) dan sebagainya. Model origami untuk anak ini, biasanya terdiri dari lipatan sederhana dengan sedikit tahapan dalam diagramnya. Namun tidak menutup kemungkinan, seorang anak yang telah banyak mencoba jenis lipatan akan bisa membuat model origami yang mempunyai tingkat kesulitan tinggi. Semakin banyak mencoba jenis lipatan, seorang anak tentu dapat membuat model origami lebih banyak lagi.

7. Anak belajar membuat mainannya sendiri
Banyak model origami yang dapat digunakan untuk bermain anak, misalnya kodok lompat, piring terbang, bola besar, pesawat-pesawat terbang, perahu, kuda berputar, suara tembakan, baling-baling, model peralatan rumah mulai lemari, kursi, meja dipan, dan lain-lain. Model-model itu umumnya dapat cukup dibuat dari selembar kertas saja. Untuk model tertentu yang berukuran besar bisa menggunakan kertas koran, seperti untuk membuat topi, bola besar, pesawat dan lain-lain. Perlu digaris-bawahi bahwa dalam berorigami, melipatnya itu sendiri adalah bagian dari bermain, setelah menjadi model, juga dapat dimainkan baik sendiri atau bersama.

8. Anak belajar membaca diagram/gambar
Belajar origami, selain melalui bimbingan seorang guru atau instruktur, dapat pula melalui animasi atau melalui diagram dari sebuah buku origami. Jadi seorang anak dapat membuat origami dengan mengikuti diagram yang ada dalam buku, meski harus dipilih dan disesuaikan dengan tingkat kemampuannya. Ini diharapkan agar anak tidak kesulitan untuk menyelesaikannya. Bahkan dianjurkan, bila kemampuan sang anak masih tahap pemula, baiknya senantiasa didampingi orang dewasa, agar ketika mendapat kesulitan ada yang membantu untuk menyelesaikannya. Yang pasti, semakin sering anak berlatih melalui diagram-diagram yang ada, maka akan meningkat pula kemampuan membaca diagramnya termasuk pengenalan terhadap jenis lipatan yang digunakan. Proses membaca diagram akan merangsang logikanya untuk memikirkan rangkaian tahapan hingga selesai.

9. Anak belajar menemukan solusi bagi persoalannya
Sebuah diagram origami terdiri dari beberapa tahapan, dimana setiap tahapannya merupakan rangkaian persoalan-persoalan lipatan yang beraneka ragam. Ketika seorang anak membuat origami dengan cara mengikuti alur sebuah diagram, sebetulnya dia sedang menghadapi persoalan pada setiap tahapan diagram itu. Bilamana dia berhasil mengikuti tahap demi tahap, artinya ia dapat menyelesaikan persoalan origami. Pada saat seperti itu, untuk anak umur tertentu akan berjalan logikanya, bagaimana mengikuti, membaca gambar, dan menyelesaikan persoalan-persoalan itu. Bahkan jika sudah mulai membuat karya sendiri, ia akan berusaha mencari solusi, hingga berhasil membentuk sebuah model origami yang diharapkan. Tentu ini latihan yang sangat baik bagi anak untuk belajar memecahkan persoalannya.

10. Anak belajar perbandingan (proporsi) dan berfikir matematis
Satu di antara yang sangat menentukan keindahan model origami adalah yang disebut dengan proporsi bentuk (perbandingan bentuk). Mengapa model ini atau itu mirip bentuk tertentu adalah karena teori proporsi. Tingkat keindahan sebuah model origami (meski sudah jelas modelnya) adalah juga sangat terletak pada proporsi ini. Di sisi lain jenis lipatan origami tradisional umumnya merupakan jenis lipatan berdasarkan teori matematis, artinya bukan asal lipatan (berbeda dengan banyak teknik untuk model-model kontemporer). Dengan demikian, aktifitas origami dapat membimbing seorang anak untuk mengenal konsep perbandingan bentuk dan sekaligus konsep matematis.


Sabtu, 25 November 2017

Berkreasi dengan stik es cream

kali ini saya ingin mengajarkan anak-anak untuk berkreasi dengan stik es cream, membuat rumah  kemudian saya menambahkan rumput-rumput dan  daun-daun  yang di petik lansung dr halaman sekolah. Sebelumnya mereka harus memberi warna dulu stik es creamnya sesuai dengan warna rumah mereka, kemudian mereka menyusun stik es cream hingga menjadi bentuk sebuah rumah. untuk menambah cantik karya mereka harus menambahkan rumput-rumput serta daun-daun yang sebelumnya sudah mereka petik sendiri dari halaman sekolah.

 Kegiatan ini mempunyai maksud dan tujuan untuk menumbuhkan kreatifitas yang dimiliki oleh anak-anak tersebut.Anak-anak bisa berimajinasi tentang rumah mereka sendiri, bereksplorasi dengan tanaman dan bermain dengan warna.

Jumat, 24 November 2017

Ekstrakurikuler Marching Band

            Ini salah satu kegiatan Ekstrakurikuler di sekolah kami "Marching Band" Untuk anak usia 4-5 tahun ini adalah salah satu kegiatan yang paling di sukai anak, walau terkadang mereka memukul semaunya tanpa mengikuti aturan dari sang pelatih hehehe.....Salah satu manfaat yang bisa didapatkan oleh para peserta kegiatan ini adalah melatih sense mereka dalam hal bermusik. Secara ilmiah, musik akan merangsang aktifnya otak bagian kanan yang cenderung jarang digunakan oleh mereka yang sehari-harinya lebih banyak berkutat dengan logika dan angka. Proses mengaktifkan otak kanan ini juga cukup bermanfaat dalam merangsang kreatifitas setiap orang, sehingga keberadaan Marching Band sebagai Ekstrakurikuler memang tidak bisa dianggap sepele.

Sabtu, 18 November 2017

Bermain balok-balok membuat bangunan





 Untuk bermain bebas terkadang saya mengarahkan anak-anak untuk bermain balok-balok, Permainan ini sama halnya dengan puzzle, karena termasuk dalam permainan konstruktif. Dengan permainan ini anak diajak menyusun serta merangkai balok-balok jadi sebuah bangunan menara, gedung, rumah, jalan, dan sebagainya. keuntungan yang bisa didapatkan dari permainan balok? Berikut manfaat lainnya, 
1. Matematika dan keterampilan kosakata. Permainan balok akan mengembangkan kemampuan bahasa dan matematika Si Kecil. Keterampilan bahasa berkembang karena anak belajar nama warna, bentuk, dan ukuran balok. Sementara itu, kemampuan matematika didapatkan ketika seorang anak belajar menambah atau mengurangi jumlah balok yang diperlukan untuk membangun struktur.

2. Meningkatkan kreativitas. Membuat struktur berbeda dengan menggunakan balok akan merangsang pikiran kreatif anak. Bukan hanya kemampuan berpikir logis yang didapat, tetapi juga mampu berpikir kreatif.
3. Mendorong interaksi sosial. Ketika bermain balok bersama teman, anak terlatih untuk berbagi. Misalnya, jika si teman kekurangan balok tertentu, anak diminta untuk mau membagi balok yang dibutuhkan.
4. Melatih kesabaran. Menyusun balok satu demi satu tentu membutuhkan kesabaran. Ini akan mengajarkan anak untuk tak cepat putus asa, serta berlatih menyelesaikan pekerjaan dari awal sampai akhir demi mencapai sesuatu.
5. Mengembangkan rasa percaya diri anak. Ketika anak bermain susun balok dan bisa membuat bangunan, tentu anak akan merasa puas dan gembira lho, Mamas. Pencapaian ini akan menumbuhkan rasa percaya diri akan kemampuannya.



Jumat, 17 November 2017

Bermain peran "mengenal profesi"


    kali ini saya memilih belajar Bermain Peran "MENGENAL PROFESI" dengan bermain peran merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam periode perkembangan diri anak, meliputi dunia fisik, sosial, dan komunikasi,  Kegiatan bermain memengaruhi enam aspek perkembangan anak meliputi : aspek kognisi, sosial, emosional, komunikasi, kesadaran diri, dan keterampilan motorik. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak.

Adapun tujuan bermain peran yaitu

a. Anak dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan.
b. Memperoleh wawasan-wawasan tentang sikap, nilai dan persepsinya.
c. Mengembangkan keterampilan dan sikap dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
d. Mengembangkan kreativitas dengan membuat jalan cerita secara inisiatif anak.
e. Melatih daya tangkap.
f. Melatih daya konsentrasi.
g. Meltih membuat kesimpulan.
h. Memabantu mengambangkan kognitf.
i. Membantu perkembangna fantasi.
j. Menciptakan suasana yang menyenangkan.
k. Mencapai kemampuan berkomunikasi secara spontas.
l. Membangun pemikiran yang analitis dan kritis.
m. Membangun sikap positif.
n. Menumbuhkan sikap afektif melalui penghayatan isi cerita.
o. Untuk membawa situasi yang sebenarnya ke dalam bentuk simulasi.
p. Untuk membuat variasi yang menarik dalam kegiatan pengembangan.

Persiapan Menulis

         
                   Kegiatan menulis dasar sudah dapat dimulai saat anak menunjukkan perilaku seperti mencoret-coret buku atau dinding, kondisi tersebut menunjukkan berfungsinya sel-sel otak yang perlu dirangsang supaya berkembang secara optimal (Depdiknas 2007: 6). Penyediaan alat tulis tidak harus kertas dengan pensil melainkan alat permainan edukatif yang dapat melatih kelenturan koordinasi jari untuk persiapan menulis dasar, seperti menggunting, merobek, menjumput, meremas, kegiatan melatih kelenturan dimulai ketika anak berpura-pura menulis di atas kertas, pasir atau bentuk media lainnya.

 MENULIS

          Menulis adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari setelah aspek kemampuan lainnya dikuasai. Salah satunya adalah aspek koordinasi motorik halus dan adanya kemampuan persepsi visual.
Keterampilan motorik halus adalah penggunaan bagian tubuh atau otot-otot kecil seperti tangan. Dalam hal perkembangan menggenggam (prehension), dicatat bahwa anak usia 12-15 bulan sudah bisa memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, sehingga mereka sudah dapat menyusun dua balok ke atas.
Stimulasi yang sesuai untuk anak usia ini adalah yang melatih gerakan ibu jari telunjuk dan lengan. Beberapa gerakan stimulasi yang dapat dilakukan, antara lain adalah, menyusun balok, memindahkan uang logam atau kancing ke dalam kotak, memukul pasak dengan kayu, menyendokan pasir atau tepung dari satu wadah ke wadah yang lain.
Pada usia dua tahun pensil dipegang dengan meletakkan ibu jari di sisi kiri dan jari telunjuk menjulur keluar untuk membantu mengontrol gerakan pensil. Hasil gambar anak masih berupa coretan berulang (scribbles). Dengan bantuan imajinasi mereka, coretan yang tak bermakna dapat dirangkai menjadi suatu gambar dengan cerita tersendiri. Contohnya, anak bercerita bahwa dua coretan spiral yang dibuatnya adalah gambar sapi yang sedang makan rumput.


TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS ANAK

Buncil (2010) menyebutkan tahapan menulis anak, antara lain.
Tahap 1: Coretan-Coretan Acak. Mulai membuat coretan; random scribbling; Coretan awal; coretan acak; coretan-coretan seringkali digabungkan seolah-olah “krayon” tidak pernah lepas dari kertas. Warna-warna coretan dapat dikelompokkan bersama dan menyatu atau terpisah dalam kelompok-kelompok setiap halaman. Coretan dapat satu warna atau beberapa warna.
Tahap 2: Coretan Terarah. Coretan terarah dimunculkan dalam bentuk garis lurus ke atas atau mendatar yang diulang-ulang; garis-garis, titik-titik, bentuk lonjong, atau lingkaran (huruf tiruan) mungkin terlihat tidak berhubungan dan menyebar secara acak di seluruh permukaan kertas.
Tahap 3: Garis dan Bentuk Khusus diulang-ulang, (Menulis Garis Tiruan)
Diwujudkan melalui bentuk, tanda, dan garis-garis yang terarah; dapat terlihat mengarah dari sisi kiri ke kanan halaman dengan huruf-huruf yang sebenarnya atau titik-titik sepanjang garis; dapat mengarah dari atas ke bawah halaman kertas.
Tahap 4: Latihan Huruf-Huruf Acak atau Nama. Huruf-huruf muncul berulang-ulang diwujudkan dari namanya; beberapa dapat diakui dan yang lainnya sebagai simbol; dapat mengambang di atas kertas, digambarkan di dalam garis, ditulis dalam gambar sederhana yang sudah dikenalnya missalnya rumah, saling berhimpit di atas yang lainnya secara berulang-ulang. Huruf-huruf nama mungkin saling tertukar , dan/atau ditulis di atas dan dibawah. Latihan nama dapat menggunakan huruf besar atau yang lainnya kecil, contoh-contoh yang abstrak atau benar.
Tahap 5: Menulis Nama. Nama mungkin yang pertama, terakhir, atau gabungan dan tulisan dapat muncul berulang-ulang dalam berbagai warna alat-alat tulis (spidol,ayon, pensil); nama dapat ditulis di depan atau sebagai cerminan pikiran, di dalam kotak dengan latar belakang atau bayangan berwarna; nama dapat ditulis di atas kertas dengan gambar di bawah; rangkaian angka-angka dan abjad dapat dimasukkan.
Tahap 6: Mencontoh Kata-Kata di Lingkungan. Menulis kata-kata dari lingkungan secara acak dan diulang-ulang dalam berbagai ukuran, orientasi dan warna; termasuk nama anggota keluarga lainnya.
Tahap 7: Menemukan Ejaan. Usaha pertama untuk memeriksa dan mengeja kata-kata dengan menggabungkan huruf yang bermacam-macam untuk mewujudkan sebuah kata seperti yang digambarkan berikut ini:
(1)1Huruf konsonan awal (D mewakili Dinosaurus).
 (2) Huruf konsonan awal dan akhir (DS mewakili DinoSaurus).
 (3) Huruf konsonan tengah (DNS mewakili DiNoSaurus).
 (4) Huruf awal, tengah, konsonan akhir dan huruf hidup dituliskan pada tempatkan.
Tahap 8: Ejaan Umum. Usaha-usaha mandiri untuk memisahkan huruf dan mencatatnya dengan benar menjadi kata lengkap.

TAHAPAN MENULIS

         Selain mengetahui kesiapan anak untuk belajar menulis, perlu memerhatikan juga tahapan perkembangan kemampuan menulis pada anak. Dengan begitu, orangtua dapat memberikan stimulus yang tepat, sesuai dengan kemampuan anak. Cara menstimulasinya adalah dengan menggunakan variasi metode dan media yang menarik agar anak senang berlatih menulis.

         Ada 6 tahapan kemampuan anak sebagai “penulis muda” (dalam Bunda Ali, 2009) yaitu.
 (1) Inexperienced Writer yaitu Tahapan menggunakan gambar, tulisan scribble (coretan/ sketsa) ataupun bentuk lain seperti huruf, dan sebagainya. Contoh, tulisan anak yang bentuknya baru mirip huruf.
 (2) Prewiter yaitu Tahapan mencontoh huruf, kata ataupun kalimat pendek. Anak juga mulai menggunakan huruf-huruf yang dikenalnya dalam menamakan suatu benda, dan menulis kata-kata yang pernah dipelajari (pernah terekam dalam memori). Contoh, tulisan satu kata.
 (3) Developing Writer yaitu Anak paham bahwa kata-kata yang mereka ucapkan dapat dituliskan pula; mengerti bahwa kata-kata biasanya mewakili bunyi-bunyi tertentu. Juga mulai muncul huruf-huruf lain yang menunjukkan pemahamannya tentang hubungan bunyi maupun simbol, dan mulai menulis kata demi kata namun spasi antara kata biasanya belum muncul. Di tahap ini, anak dapat membaca tulisannya sendiri. Contoh, tulisan dua tiga kata tanpa spasi.
(4) Beginning Writer yaitu Anak dapat menulis kata demi kata, menulis dengan bimbingan orang dewasa, mulai menggunakan spasi untuk memisahkan satu kata dengan kata lain, serta mulai menunjukkan pemahaman tulisan di buku, majalah dan lainnya. Contoh, tulisan 3 kata dengan spasi. (5) Experienced Writer yaitu Di tahap ini, tumbuh kepercayaan diri anak. Dia mulai bisa menulis mandiri, menggunakan rancangan/pola/gambaran dari lingkungan sekitarnya sehingga menjadi kata yang bermakna, memahami penggunaan spasi, dapat menuliskan ide sederhana tapi cukup komplet, dan bisa mengeja kata-kata yang cukup sulit.
(6) Exceptional Writer yaitu Anak menunjukkan antusiasme yang tinggi. Dia lebih senang untuk menulis mandiri, menulis kalimat yang panjang, sudah terlatih menggunakan spasi antarkata, dan lain-lain. Contoh, tulisan anak SD awal, dimana tekanan tulisan sudah cukup mantap, dan bisa membuat kalimat.
Umumnya, kemampuan menulis anak TK (prasekolah) yang mendapat stimulasi baik, berada pada tahapan 3-4. Ketika anak usia TK sudah mencapai kemampuan seperti experience (tahap 5) ataupun exceptional writer (tahap 6), ini adalah bonus. Sebagai pendidik, orangtua tidak bisa mengharapkan semua anak usia prasekolah mencapai keterampilan seperti ini. Dengan stimulasi yang baik dan berkesinambungan, diharapkan pada usia SD, anak semakin terampil dan antusias dalam menulis mandiri.

FUN COOKING

        Kegiatan FUN COOKING kali ini kami membuat "BOLA-BOLA COKLAT"
Ternyata masak bersama anak banyak manfaatnya lho. Selain bonding time, memasak bersamanya juga kaya manfaat bagi Si Kecil. Sayangnya, tidak semua orangtua sempat melakukan hal ini sehingga menyerahkan urusan masak memasak pada asisten rumah tangga atau catering. Nah, jika hal ini terjadi, tak ada salahnya Anda mengikutsertakan Si Kecil dalam kelas memasak yang kini banyak tersedia. Saat Anda sedang lengang, ajak anak mempraktikkan yang ia pelajari di kelas memasak bersama-sama di rumah. Apa saja manfaat fun cooking bagi anak?
  1. Meningkatkan kemampuan berhitung atau matematika. Memasak adalah cara terampuh untuk belajar matematika. Saat memasak tanpa terasa ia harus mengukur takaran makanan dari resep yang ada, misalnya tiga butir telur, 1/2 sendok makan mentega, dan lain-lain.
  2. Membangun pemahaman. Meskipun Si Kecil belum bisa membaca, dengan memasak ia dapat membangun pemahaman tentang konsep step by step. Mulai dari langkah pertama misalnya mengupas bahan makanan, lalu memotong, memberi bumbu hingga dimasak sampai matang.
  3. Belajar sains. Memasak adalah bagian dari percobaan sains. Terlalu banyak garam atau baking soda dan terlalu sedikit tepung dapat menyebabkan adonan menjadi gagal. Hal ini sama saja dengan belajar sains.
  4. Percaya diri. Dapat menghasilkan suatu karya termasuk masakan dapat meningkatkan percaya diri anak. Agar lebih maksimal, beri label pada hasil masakannya dengan menggunakan nama Si Kecil, misalnya Gibran’s noodle atau Disha’s cookie.
  5. Keahlian berkomunikasi. Atmosfer santai di dapur atau kelas memasak dapat membuat Si Kecil lebih relaks untuk berbicara tentang apapun. Momen ini dapat Anda manfaatkan untuk berbicara dari hati ke hati dengannya. Nah, jika ia ikut serta dalam kelas memasak, ia bisa bersosialisasi dengan teman sebaya.
  6. Life skill. Memasak sama dengan belajar menyetir atau belajar membaca. Saat dewasa nanti, ia akan bertanggung jawab melakukan hal-hal tersebut. Dengan belajar masak sejak kecil, ia akan terlatih memberi makan orang lain yakni keluarganya kelak.
  7. It’s fun! Yes Mamas, belajar memasak adalah kegiatan menyenangkan dan super seru. Belajar memasak dapat menjadi momen tak terlupakan baginya. Apalagi jika ia memasak dengan Anda, kenangan indah itu akan terus ia bawa hingga dewasa nanti. Yuk Mamas, masukkan agenda memasak bersama anak weekend ini.

Kamis, 16 November 2017

Asyiknya bermain PUZZLE

Puzzle termasuk jenis permainan teka-teki. Saat anak bermain puzzle, ia diminta untuk menyusun kembali semua potongan puzzle. Hal tersebut membantu mengembangkan kemampuan anak dalam memecahkan masalah.
                Puzzle adalah mainan menyusun gambar, gambar diacak terlebih dahulu. Sehingga anak mencoba menyusunnya di dalam bingkai dengan menghubungkan potongan-potongan kecil sehingga menjadi gambar utuh. Kepingan gambar puzzle umumnya dibuat tidak simetris sehingga keping gambar itu unik dan membantu pemain dalam memudahkan menyusun. Dari bentuk dan potongan puzzle dapat disesuaikan sesuai dengan anak . Pilihan potongan puzzle yang tidak terlalu rumit untuk metode awal mengenalkan permainan puzzle pada anak. 



manfaat bermain puzzle untuk anak :

1. Problem solving
    Dengan bermain puzzle akan membantu meningkatkan memecahkan masalah. Permainan ini akan membantu anak anda untuk berpikir dari berbagai sudut pandang untuk menyelesaikan potongan-potongan puzzle hingga membentuk gambar. Bermain puzzle juga dapat membantu anak anda untuk mencapai tujuan dan memiliki sesuatu yang dibanggakan sehingga membuatnya terdorong untuk tetap tekun menghubungkan potongan-potongan puzzle. Hal ini akan mendorong anak untuk belajar dan mencoba untuk memecahkan masalahnya dengan cara/sudut pandang yang bervariasi.

2. Mengembangkan kordinasi mata dan tangan
    Puzzle memilii berbagai gambar, bentuk dan warna. Dengan ragam yang berbeda akan membantu anak dalam meningkatkan kordinasi mata dan tangan mereka. Anak anda akan dilatih untuk meletakan potongan puzzle dengan membentuk beberapa bagian yang berbeda-beda. Sehingga membuat anak belajar dalam melibatkan gerakan dan juga kosentrasi saat mengenal pada saat waktu bersamaan.

3. Mengembangkan Keterampilan motorik anak
    Dengan bermain puzzle, anak anda harus mengambil sesuatu yang membuat garis dan memindahkan barang tanpa harus membuat rusak. Ini akan menambah keterampilan motori. Bukan hanya dalam gerakan dasar melainkan puzzle juga akan membantu dalam mengontrol gerakan dan meletakan pada suatu di tempatnya. Dengan permainan yang dapat  melatih  keterampilan motorik akan membantu anak berlatih kemampuan, seperti menulis dan juga  makan dengan baik.

4. Mengembangkan keterampilan kognitif
    Taukah anda, bahwa dengan bermain puzzle anak anda dilatih mengenali ukuran, gambar dan bentuk yang berbeda sehingga akan membantu anak anda dalam meletakan potongan puzzle di segala arah dengan harmonis dan bersamaan. Sehingga dengan latihan seperti itu akan membuat anak anda berlatih keterampilan kognitif. Permainan ini akan membantu dalam dasar-dasar yang dilakukan termasuk dalam alfabet, objek dan hitungan yang menjadi dasar pembelajarannya.

5. Melatih Kesabaran
    Dengan bermain puzzle anak akan dituntut untuk menggabungkan potongan puzzle sehingga harus sabar dalam menyusun gambar yang ada di kotak yang sudah disediakan. Anak akan berlatih sabar dalam menjalankan proses hingga menemukan 'goal' yang diinginkan.

Belajar menggunting dengan media sedotan

Kali ini, kita bereksplorasi dengan namanya "GUNTING". Sebelum menggunakannya pastikan buat perjanjian dengan anak-anak agar guntingnya tidak melayang kemana-mana, hehe.

 
Tujuan Pembelajaran Menggunting buat anak
Kegiatan menggunting merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan anak usia dini menuju pendidikan tahap selanjutnya khususnya kemampuan untuk menulis karena dalam menulis dibutuhkan kekuatan otot-otot jari-jari dan koordinasi mata dengan tangan yang dapat dilatih melalui menggunting.


               Menggunting  juga ada unsur ketrampilan motorik pada anak lho,,,
Seperti dikatakan Dra. Sandra Talogo, Psi, MSc. dari Spectrum Treatment and Education Centre, Bintaro ada banyak manfaat yang akan didapat si kecil dari kegiatan menggunting.
 Inilah beberapa diantaranya:
         1. Melatih motorik halus
         2. Melatih koordinasi tangan, mata dan konsentrasi
         3. Meningkatkan kepercayaan diri
         4. Lancar menulis
         5. Ungkapan ekspresi
         6. Mengasah kognitif

Rabu, 15 November 2017

KOLASE DENGAN KULIT KACANG

Apa itu "KOLASE" ?

Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang ditempelkan pada permukaan gambar. Kolase merupakan karya seni rupa dua dimensi yang menggunakan berbagai macam paduan bahan. 

           Untuk membuat kolase dengan menggunakan kulit kacang memang gampang-gampang susah buat anak-anak, di bandingkan kolase dengan kertas, kolase dengan kulit kacang memang butuh kesabaran anak-anak. di karenakan media yang digunakan keras dan kasar. 


tujuan kegiatan kolase ini yaitu sebagai berikut:
  1. Agar anak mampu menggerakan fungsi motorik halus untuk menyusun potongan-potongan bahan (kain, kertas, kayu dan biji-bijian) dan merekatnya pada pola atau gambar.
  2. Anak dapat mempraktikan langsung.
Sedangkan manfaat kegiatan kolase ini yaitu:
  1. Dapat meningkatkan kreativitas seni pada anak
  2. Dapat meningkatkan pemahaman anak melalui penglihatan
  3. Dapat meningkatkan daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan menempel kolase

Mari kita berkarya dan berkreatifitas


     
              kali ini saya ingin mengajarkan anak-anak untuk membuat kreatifitas dari piring kertas serta kertas origami. saya melakukan kegiatan ini saat berada di Sentra Seni dan Kreatifitas, Karena tema masih tentang binatang maka saya ingin membuat kepala "AYAM" tetapi setelah anak-anak selesai membuat ternyata mereka menyebutnya "ANGRY BIRD" (burung marah) hehehehe.........ternyata kegiatan kreatifitas seperti ini sangat di senangi anak-anak, di lain waktu mereka terkadang selalu menanyakan "Bu guru hari ini kita buat apa lagi ?" apapun kegiatan anak-anak saya selalu berusaha untuk membuat suasana kelas menyenangkan, dengan demikian kegiatan akan berjalan dengan lancar.

 Fungsi pengembangan kreativitas terhadap perkembangan kognitif anak.

Melalui pengembangan kreativitas anak memperoleh kesempatan untuk memenuhi kebutuhan berekspresi menurut caranya sendiri, menciptakan sesuatu yang lain dan baru. Kegiatan yang menghasilkan sesuatu ini dapat memupuk sikap untuk terus sibuk diri dengan kegiatan kreatif akan memacu perkembangan kognitif atau ketrampilan berpikir.

Selasa, 14 November 2017

Belajar Menjepit

              Hari ini saya mengajarkan anak-anak untuk belajar menjepit,uuuppss......menjepit bukan sembarang jepit. kali ini saya menggunakan meja yang saya balikkan untuk mengikatkan benang kasur di antara kaki-kaki meja. Kemudian anak-anak mengikuti petunjuk untuk menjepit. Sebelumnya saya telah mempersiapkan berbagai gambar (buah2an, kendaraan dan binatang). Ternyata anak-anak sangat antusias mengikuti kegiatan. Tujuannya melatih otot jari anak-anak untuk persiapan mereka menulis.

Senin, 13 November 2017

MENCUCI TANGAN

            Buat saya mengajarkan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan adalah hal sudah pasti harus dilakukan anak-anak. Tapi terkadang kita juga lupa bahwa mencuci tangan juga harus dilakukan setelah mereka selesai beraktifitas apapun itu. mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.
MANFAAT
Manfaat mencuci tangan bagi kesehatan tidak usah diragukan lagi. Mencuci tangan dapat  membasmi kuman penyebab penyakit sehingga mencegah penularan penyakit infeksi. Karena penularan penyakit dapat terjadi ketika orang yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan benar kemudian ia langsung menyentuh atau mengolah makanan dan makanan tersebut di konsumsi  orang. Biasakan anak-anak  mencuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun. Kuman pada tangan memang tidak terlihat secara kasat mata. Tanpa kita sadari, benda-benda yang kita sentuh setiap hari bisa menjadi tempat bersarangnya kuman. Misalnya saja pegangan pintu, remote kontrol, keyboard, dan lainnya. Jangan mencuci tangan dengan sekedarnya. Tangan yang tidak dicuci dengan baik dapat menjadi penyebar kuman penyakit. Lakukan kebiasaan mencuci tangan dengan benar mulai dari sekarang. Selamat mencuci tangan :)

Mari, belajar mencuci


Kali ini saya mengajarkan anak-anak untuk mencuci, knapa ? karena dengan mengajarkan anak mencuci banyak hal positif yang biasa di ambil dari kegiatan ini, terutama dalam hal kemandirian anak. Dalam proses pembentukan kemandirian anak, dukungan orang tua sangat diperlukan. Inilah tips yang harus dilakukan orang tua dalam melatih kemandirian anak, antara lain:
  • Tidak meremehkan kemampuan anak, tetapi juga tidak memujinya berlebihan.
  • Dalam melatih anak dua tahun untuk mandiri, orang tua harus punya stok kesabaran ekstra. Karena, dengan kemampuannya yang amat terbatas, anak akan melakukan berbagai kekacauan. Misalnya, karena ia belum dapat membawa minuman atau makanan panas sendiri, maka wajar saja bila ia melakukan beberapa kesalahan atau kekeliruan.
  • Dalam proses menjadi mandiri, anak pun seringkali merasa kesal sendiri. Pertama, ia tak jarang gagal melakukan sesuatu untuk dirinya sendiri, padahal ia telah mencoba dengan cara yang persis seperti yang dilakukan ibunya. Ia makin sebal bila kegagalannya diberi komentar negatif oleh orang dewasa. Kedua , anak juga sering merasa kesal karena tidak diberi kesempatan untuk mencoba oleh orang-orang dewasa di sekitarnya. Seharusnya, bila memang anak keliru melakukan sesuatu, katakan saja langkah-langkah apa yang harus ia lakukan.

Kamis, 09 November 2017

Sholat berjamaah di Masjid

Kegiatan sholat berjamaah di Masjid biasanya kami lakukan 2 minggu sekali, kegiatan ini kami lakukan bertujuan dengan mengajak anak ke Masjid akan membuat mereka terbiasa untuk selalu menunaikan sholat atau beribadah di Masjid. Hal tersebut lama kelamaan akan membuat anak terbiasa untuk ke masjid secara teratur, dan akan menumbuhkan kecintaan pada masjid. Masjid adalah tempat bagi orang-orang melaksanakan ibadah sholat atau ibadah-ibadah lain seperti menuntut  ilmu bisa melalui kajian islam,ataupun kegiatan sosial lainnya. selain sholat berjamah kami juga mengajarkan anak-anak untuk membawa uang Infaq yang akan di masukan ke dalam kotak amal yang berada di Masjid, agar anak terbiasa untuk selalu menyisihkan sebagian uang mereka untuk bekal di Akhirat.


Minggu, 05 November 2017

SELAMAT DATANG


Nama saya Wiwi Mahwiyah,biasa di panggil Bu Wie. Saat ini aktivitas saya sebagai guru di Tk.ABA 23 GDC,Depok. Tujuan saya membuat Blog ini hanya sekedar ingin berbagi Ilmu dan kegiatan keseharian saya sebagai seorang guru. Smoga Blog ini bisa bermanfaat untuk semua. Ada satu pepatah yang paling saya suka, tapi entahlah siapa yang pertama kali membuatnya " Yang paling hebat bagi seorang Guru adalah mendidik, dan rekreasi yang paling indah adalah mengajar. Ketika melihat murid-murid yang menjengkelkan dan melelahkan, terkadang hati teruji kesabarannya, namun hadirkanlah gambaran bahwa diantara satu dari mereka kelak akan menarik tangan kita menuju syurga". Aamiin Ya Allah