Tanamkan pendidikan moral dan karakter sejak dini. Seperti budayakan antri. Mungkin kegiatan antri hal yang sepele bagi sebagian orang, tapi sesungguhnya kegiatan antri mempunyai pembelajaran yang luar biasa pada anak, jika budaya antri di terapkan anak sejak dini. Budaya antri memberikan informasi dan memberikan pengarahan pada anak maka anak akan mendapatkan cara untuk berperilaku dengan benar jika dipraktekkan dengan benar.
Selain itu, anak belajar bagaimana cara membina hubungan dengan seseorang secara baik seperti saling menghargai, kerjasama, tolong menolong, ketegasan, kewibawaan dan rasa hormat terhadap sesama, apalagi terhadap orang yang lebih tua .
Seorang guru di Australia pernah berkata : "Kami tidak terlalu khawatir anak-anak sekolah dasar kami tidak pandai Matematika". Kami jauh lebih khawatir jika mereka tidak pandai mengantri". Mengapa demikian ?
1. Karena kita hanya perlu melatih anak 3 bulan saja secara intensif untuk bisa matematika, sementara kita perlu melatih anak hingga 12 tahun atau lebih untuk bisa mengantri dan selalu ingat pelajaran di balik proses mengantri.
2. Karena tidak semua anak kelak menggunakan ilmu matematika kecuali Tambah, Kali, Kurang, dan Bagi. Sebagian anak akan menjadi Penari, Atlet, Musisi, Pelukis dsb.
3. Karena semua murid sekolah pasti lebih membutuhkan pelajaran Etika, Moral dan Ilmu berbagi dengan orang lain saat dewasa kelak.
Banyak pelajaran penting di balik budaya "MENGANTRI"
1. Anak belajar manajemen waktu jika ingin mengantri paling depan datang lebih awal dan persiapan lebih awal.
2. Anak belajar bersabar menunggu gilirannya jika ia mendapat antrian di tengah atau di belakang.
3. Anak belajar menghormati hak orang lain, yang datang lebih awal dapat giliran lebih awal.
4. Anak belajar disiplin, setara, tidak menyerobot hak orang lain.
5. Anak belajar kreatif untuk memikirkan kegiatan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi kebosanan saat mengantri. (di Jepang biasanya orang akan membaca buku saat mengantri).
6. Anak bisa belajar bersosialisasi menyapa dan berkomunikasi dengan orang lain di antrian.
7. Anak belajar tabah dan sabar menjalani proses dalam mencapai tujuannya.
8. Anak belajar hukum sebab akibat, bahwa jika datang terlambat harus menerima konsekuensinya di antrian belakang.
9. Anak belajar disiplin, teratur, dan menghargai orang lain.
10. Anak belajar RASA MALU, jika ia menyerobot antrian dan hak orang lain.
Faktanya di Indonesia...
Banyak orang tua justru mengajari anaknya dalam masalah mengantri dan menunggu giliran, sebagai berikut :
1. Ada orang tua yang memaksa anaknya untuk "MENYUSUP" ke antrian depan dan mengambil hak anak lain yang lebih dulu mengantri dengan rapi, dan berkata "sudah cuek aja, pura-pura ga tau aja !"
2. Ada orang tua yang memarahi anaknya dan berkata "Dasar penakut", karena anaknya tidak mau dipaksa menyerobot antrian.
3. Ada orang tua yang memakai taktik atau alasan agar dia atau anaknya diberi jatah antrian terdepan, dengan alasan anaknya masih kecil, capek, rumahnya jauh, orang tak mampu, dsb.
4. Ada orang tua yang marah-marah karena dia atau anaknya ditegur gara-gara menyerobot antrian orang lain, lalu ngajak berkelahi si penegur.
Yuk, kita ajari anak-anak kita, kerabat dan saudara untuk belajar etika sosial, khususnya disiplin antri.